Dalam artikel sebelumnya tentang idiom mandarin, kamu sudah mempelajari soal berbagai macam idiom yang akan banyak dijumpai ketika berbincang dalam bahasa Mandarin. Tapi, kamu tahu nggak sih kalau masing-masing idiom yang sudah kamu pelajari memiliki alasan dan latar belakang ceritanya sendiri? Kali ini, yuk bahas tentang cerita idiom Mandarin di balik ucapan 画蛇添足 (huà shé tiān zú)!
- Sebentar, Memangnya Apa Sih Fungsi Mempelajari Idiom?
- Asal Usul Cerita Idiom Mandarin 画蛇添足 (huà shé tiān zú)
Sebentar, Memangnya Apa Sih Fungsi Mempelajari Idiom?
Ketika mempelajari bahasa asing, termasuk di dalamnya bahasa Mandarin, penting banget untuk ikut mempelajari tradisi dan budayanya, yang salah satunya adalah kebiasaan untuk menyelipkan idiom dalam berbagai media berbahasa Mandarin, seperti buku dan film.
Dengan mempelajari idiom, kamu juga dapat berlatih memahami pesan kontekstual atau tersirat dari suatu percakapan, menyampaikan pesan secara ringkas dan lebih efektif, serta dapat menambah kepercayaan diri dan berbagai gaya ketika berbicara dengan orang lain. Penggunaan idiom juga banyak ditemukan di beragam ujian bahasa Mandarin seperti HSK dan YCT, karenanya hal ini penting banget kamu peajari sebagai pengetahuan tambahan.
Asal Usul Cerita Idiom Mandarin 画蛇添足 (huà shé tiān zú)
Dalam artikel mengenai idiom sebelumnya, salah satu yang kamu pelajari adalah idiom 画蛇添足 (huà shé tiān zú) yang artinya secara harfiah adalah “Menggambar ular, lalu menambahkan kaki.” Jika dijabarkan kata per kata, masing-masing kata dalam kalimat tersebut akan berarti;
- 画 (huà) = menggambar
- 蛇 (shé) = ular
- 添 (tiān) = menambahkan
- 足 (zú) = kaki
Dari penjabaran di atas, apakah kamu bisa menebak apa arti dari idiom di atas?
Sebenarnya, 画蛇添足 (huà shé tiān zú) memiliki makna bahwa tindakan berlebihan atau penambahan yang tidak perlu, yang malah mengganggu atau merusak hasil yang sudah baik sebelumnya. Dalam budaya Tionghoa, idiom ini sering digunakan sebagai peringatan agar seseorang tahu kapan harus berhenti.
Idiom yang satu ini memiliki asal usul yang berakar dari sebuah kitab kuno berjudul《战国策》Zhànguó Cè (“Strategi Negara-Negara Berperang”). Dalam cerita ini, dikisahkan adanya sekelompok orang sedang melakukan upacara dan menerima sebotol anggur sebagai hadiah, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk dibagi rata. Maka mereka sepakat bahwa siapa yang bisa menggambar ular paling cepat, dia yang berhak meminum anggurnya.
Salah satu pria menggambar ular dengan cepat, bahkan lebih cepat dari yang lain. Karena masih ada waktu, dia menambahkan kaki pada gambar ularnya. Saat dia hampir selesai, orang lain pun selesai menggambar dan berkata, “Ular mana ada kaki? Yang kau gambar itu bukan ular!” Akhirnya orang yang menggambar kaki gagal mendapatkan anggur, karena dia menambahkan sesuatu yang tidak perlu.
Dari cerita itulah idiom 画蛇添足 (huà shé tiān zú) menjadi populer. Biasanya, idiom ini digunakan untuk menjelaskan beberapa hal, seperti sesuatu yang terlalu bertele-tele, padahal bisa dijelaskan secara ringkas. Atau ketika kamu membuat keputusan yang berlebihan sehingga merugikan diri sendiri.
Lewat idiom tersebut, kamu akan belajar mengenai kesederhanaan dan mengetahui kapan waktunya berhenti. Hal ini merefkelsikan budaya tiongoa yang menghargai waktu dan mengetahui batasan diri dalam hal apapun.
Ternyata banyak ya, yang bisa dipelajari dari satu idiom Mandarin. Apakah kamu bisa menyebutkan contoh kalimat atau dialog dalam bahasa Mandarin dari idiom di atas?