Cara Mengajari Anak Yang Asik Dan Anti Bosan

Menyaksikan anak-anak antusias belajar dan bermain tentu jadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Dunia anak-anak yang penuh warna dan rasa penasaran mereka seringkali jadi tantangan tersendiri pula dalam proses belajar. Butuh pendekatan yang pas biar mereka bisa belajar dengan efektif, senang, dan gak merasa dipaksa. Kunci dari cara mengajari anak adalah proses pembelajaran yang menyenangkan dan konsisten.

Lantas, apa saja sih poin-poin penting agar anak tetap antusias belajar? Artikel ini mencakup beberapa cara yang bisa bunda lakukan untuk mendorong ketertarikan buah hati untuk belajar. Yuk, simak bersama-sama!

  1. Gunakan Metode Bermain (Learning Through Play)
    Secara alami, anak-anak cenderung lebih tertarik dan menyerap banyak informasi dari lingkungannya ketika bermain. Pemilihan metode belajar yang disisipkan lewat permainan yang dapat menambah rasa antusias anak akan sangat membantu menjaga fokus tanpa merebut keseruan bermain dari anak Bunda. Beberapa contoh hal yang dapat dipelajari sambil bermain, di antaranya;
    • Main tebak-tebakan kata pakai gambar atau flashcard
    • Pakai mainan edukatif, seperti puzzle huruf atau angka
    • Permainan roleplay: pura-pura jadi guru & murid, dokter-pasien, dsb.
  2. Sesuai Usia dan Tahapan Perkembangan
      Seiring bertambahnya usia, cara anak dalam belajar dan memproses informasi akan mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan cara otak, tubuh, dan emosi anak berkembang di tiap tahap usia itu berbeda, jadi butuh pendekatan yang disesuaikan dengan perkembangan dan minat yang ditunjukkan anak seiring pertumbuhannya. Tabel di bawah ini dapat menjadi contoh bagaimana orang tua dapat memfokuskan arah pembelajaran dan beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar anak sesuai tahapan umurnya.
UsiaTahap PerkembanganFokus Belajar UtamaMetode/Cara Efektif
0–2 tahunSensorimotor– Stimulasi indra (melihat, mendengar, menyentuh)
– Mengenal suara & bahasa awal
– Ajak ngobrol & nyanyi
– Buku bergambar
– Permainan sensorik sederhana
2–6 tahunPraoperasional– Bahasa & komunikasi
– Imajinasi & eksplorasi
– Koordinasi motorik
– Belajar sambil bermain
– Lagu & cerita
– Flashcard warna, bentuk, angka
7–9 tahunOperasional Konkret– Logika dasar
– Kemandirian belajar
– Fokus meningkat
– Alat bantu visual (gambar, tabel)
– Proyek mini
– Diskusi ringan
10–12 tahunTransisi (pra-remaja)– Berpikir kritis awal
– Tanggung jawab
– Kerja kelompok
– Ajak diskusi
– Buat ringkasan pelajaran
– Game edukatif / kuis kelompok
13+ tahunOperasional Formal (remaja)– Berpikir abstrak
– Motivasi internal
– Mencari identitas & tujuan belajar
– Gaya belajar mandiri
– Hubungkan materi dengan kehidupan nyata
– Tujuan jangka panjang
  1. Gunakan Media yang Variatif
    Dalam perkembangannya, otak anak akan beradaptasi dengan menyerap sebanyak mungkin informasi yang didapat dari lingkungan sekitarnya. Karena itu, proses belajar akan lebih efektif jika informasi disampaikan lewat berbagai cara yang menarik dan bervariasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa saat informasi disampaikan lewat berbagai format (gambar, suara, gerakan), anak akan lebih mudah mengingat, mudah memahami konteks, dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut di situasi baru.
    Orang tua juga dapat mencoba memperhatikan gaya belajar anak agar dapat menyesuaikannya dengan cara belajar anak nantinya. Misalnya;
Gaya BelajarKarakteristik AnakMedia yang Cocok
VisualSuka gambar, warna, diagramVideo, buku bergambar, flashcard
AuditoriLebih peka terhadap suara dan musikLagu, cerita suara, penjelasan lisan
KinestetikSuka bergerak, praktik langsungPermainan fisik, eksperimen, kegiatan motorik
  1. Apresiasi Usaha Anak
    Apresiasi atas usaha anak itu penting sekali, lho! Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari menghargai dan mengapresiasi usaha anak dalam proses belajar. Anak akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya, memupuk motivasi diri, meningkatkan daya ingat, hingga menanamkan emosi positif pada kegiatan belajar.
    Selain itu, memberikan beragam bentuk tantangan juga dapat menjadi salah satu langkah positif untuk proses belajarnya, lho! Tantangan saat proses belajar anakdapat menjadi salah satu kunci perkembangan optimal anak. Bunda bisa melakukannya dengan cara-cara sederhana seperti;
    • “Kalau kamu bisa hafal 3 warna dalam Mandarin hari ini, besok kita nonton kartun favorit ya!”
    • Buat sistem bintang atau stiker penghargaan yang bisa ditukar hadiah kecil
      Tapi, memberikan tantangan juga nggak boleh sembarangan, ya! Bunda dapat mendasari jenis tantangan dengan mempertimbangkan beberapa aspek berikut ini;
PrinsipTips Penerapan
Sesuai Usia & KemampuanJangan terlalu gampang, tapi jangan bikin frustrasi juga.
BertahapNaikkan level tantangan sedikit demi sedikit.
Berbasis Minat AnakKalau anak suka dinosaurus, kasih soal berhitung tentang dino!
Apresiasi ProsesPujian bukan hanya kalau berhasil, tapi juga saat mau mencoba.
Boleh Gagal, Asal Mau Mencoba LagiLatih mindset: “Kalau gagal, coba lagi ya!”
  1. Libatkan dalam Aktivitas Sehari-hari
    Belajar tidak harus selalu dilakukan dengan cara duduk di meja sambil buka buku. Di poin sebelumnya, kita sudah membahas soal kecenderungan anak untuk menyerap dan memperhatikan lingkungan sekitarnya. Karenanya, anak-anak justru belajar paling efektif saat mereka terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari. Ini yang disebut “belajar kontekstual” atau learning by doing. Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai bahan pembelajaran lewat aktifitas sehari-hari contohnya;
    1. Di Dapur: Belajar Sains, Matematika, dan Bahasa
      • Mengukur bahan → belajar matematika & satuan ukuran
      • Melihat adonan mengembang → belajar sains: perubahan fisik & kimia
      • Membaca resep → latihan membaca & memahami instruksi
      • Belajar kosakata dalam bahasa asing: “Ini telur = jīdàn (鸡蛋)!”
    2. Saat Belanja: Belajar Uang, Berhitung, dan Etika
      • Menghitung total harga → belajar matematika praktis
      • Diskusi tentang memilih barang → belajar pengambilan keputusan
      • Menyebut nama benda dalam bahasa asing
    3. Saat Merapikan Rumah: Belajar Tanggung Jawab & Kategori
      • Memilah mainan, baju, atau buku → belajar klasifikasi
      • Mengatur jadwal bersih-bersih → belajar manajemen waktu
      • Latihan mandiri & tanggung jawab
    4. Di Luar Rumah: Belajar Alam, Sosial, dan Bahasa
      • Jalan-jalan sambil mengenal tumbuhan, hewan, arah mata angin
      • Berinteraksi dengan orang lain → belajar sopan santun, komunikasi
      • Menyebut benda yang terlihat dalam bahasa asing
    5. Saat Bermain: Belajar Kreativitas dan Kerja Sama
      • Bermain jual-beli → belajar transaksi & angka
      • Roleplay profesi → mengenal dunia kerja
      • Bermain lego → belajar bentuk, warna, dan kreativitas

OTHER ARTICLE

Serba-Serbi Verb: Pengertian Hingga Kumpulan Kata Kerja Bahasa Inggris

Di sekolah, kamu pasti pernah belajar bahasa Inggris, kan? Kalau pernah, pasti kamu juga familiar dengan pelajaran grammar yang katanya susah banget itu. Grammar atau tata bahasa yang dijumpai ketika belajar bahasa asing memang sering banget bikin banyak kepala pusing, biasanya karena aturan yang tumpang tindih dan istilah asing di telinga.

Cara Mengajari Anak Yang Asik Dan Anti Bosan

Menyaksikan anak-anak antusias belajar dan bermain tentu jadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Dunia anak-anak yang penuh warna dan rasa penasaran mereka seringkali jadi tantangan tersendiri pula dalam proses belajar. Butuh pendekatan yang pas biar mereka bisa belajar dengan efektif, senang, dan gak merasa dipaksa. Kunci dari cara mengajari anak adalah proses pembelajaran yang menyenangkan dan konsisten.

Tips Manjur Untuk Belajar Mandarin Pronunciation

Di sini, ada gak yang sudah mulai lancar membaca dan menulis dalam bahasa Mandarin, tapi masih belepotan kalau berbicara? Mandarin pronunciation memang jadi salah satu hal yang bikin banyak banget pelajar was-was.

KELAS DEMO GRATIS