Anak-anak jaman sekarang itu susah banget ya, fokusnya? Pernah menjumpai pernyataan semacam itu diucapkan oleh orang lain? Meskipun terdengar aneh, ternyata fenomena ini nyata adanya, lho. Pendeknya waktu fokus rata-rata orang di masa kini bahkan mendapatkan istilahnya sendiri, yaitu short attention span.
Terdengar sepele, sih. Tapi tahukah kamu kalau ternyata fenomena ini memiliki dampak yang cukup merugikan lho, teman-teman. Memiliki rentang waktu fokus yang rendah akan menyebabkan banyak kesulitan dalam pekerjaan kamu sehari-hari. Misalnya, kamu akan merasa kesulitan fokus saat mengerjakan sesuatu, sehingga tingkat produktiftas dari diri kamu akan menurun.
Selain itu, impulsifitas juga menjadi salah satu efek yang akan dialami orang yang memiliki short attention span. Padahal, pengambilan keputusan yang terlalu terburu-buru akan berdampak buruk untuk kamu.
Tapi, memangnya apa saja sih yang menyebabkan adanya short attention span ini? Bagaimana cara menghindarinya? Yuk, bahas bersama-sama!
- Jadi, Short Attention Span Itu Apa?
- Faktor Apa yang Menyebabkan Hal Ini Terjadi?
- Bagaimana Ya Cara Memperbaiki Attention Span Kita?
Jadi, Short Attention Span Itu Apa?
Apakah kamu pernah merasa sulit fokus terhadap suatu pekerjaan? Meskipun terdengar sepele, short attention span dapat berdampak buruk buat produktifitas kamu kalau dibiarkan lama-lama, lho.
Short attention span sendiri merupakan kondisi di mana seseorang memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga sulit untuk tetap fokus pada satu hal dalam waktu yang lama. Ketika kamu memiliki kemampuan fokus yang pendek, hal ini akan mengakibatkan kamu cepat kehilangan konsentrasi, mudah terdistraksi oleh hal-hal kecil seperti suara, notifikasi ponsel, atau bahkan pikiran sendiri.
Makanya, kalau dibiarkan terus-menerus, hal ini bisa banget berkembang menjadi hal yang mengurangi produktifitas kamu. Misalnya, kamu akan merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas secara tuntas, sulit mengikuti percakapan panjang, atau cepat bosan saat membaca dan belajar. Pada anak-anak, short attention span bisa terlihat saat mereka tidak bisa duduk diam dan memperhatikan guru meskipun hanya beberapa menit. Sedangkan pada orang dewasa, bisa terlihat saat bekerja, ketika seseorang sering berpindah-pindah tugas tanpa menyelesaikannya atau terus-menerus mengecek media sosial di tengah aktivitas.
Kira-kira, apa ya penyebabnya?
Faktor Apa yang Menyebabkan Hal Ini Terjadi?
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab munculnya short attention span bagi beberapa orang. Meskipun melakukan hal-hal ini tidak langsung membuat fokus kamu menurun, tetapi efek jangka panjang dari hal-hal berikut bisa banget nih, membawa dampak negatif bagi kamu. Yuk, kenali beberapa di antaranya!
Paparan Berlebihan terhadap Teknologi dan Media Sosial
Hal yang berlebihan memang nggak baik, guys. Termasuk menggunakan gadget, media sosial, dan notifikasi secara terus-menerus. Soalnya, hal-hal seperti inilah yang membuat otak kamu lambat laun terbiasa dengan informasi cepat dan berganti-ganti. Kalau sudah terbiasa dengan yang demikian, akibatnya otak kamu akan menjadi tidak tahan terhadap aktivitas yang membutuhkan fokus jangka panjang, seperti membaca buku atau mendengarkan penjelasan panjang.
Kurang Tidur atau Pola Tidur Buruk
Siapa sangka kurangtidur bisa bikin konsentrasimu berkurang? Ternyata, tidur yang tidak cukup akan menurunkan fungsi otak, termasuk kemampuan otakmu untuk berkonsentrasi. Soalnya, ketika tidur kurang, otak kamu akan bekerja ekstra untuk menjaga fokus atas hal yang kamu kerjakan, serta rentan terdistraksi dengan hal lain. Inilah yang membuat short attention span banyak terjadi ketika kamu kurang tidur.
Stres dan Kecemasan
Stress memang jadi akar dari banyak sekali masalah kesehatan. Salah satu ya, ya masalah fokus seperti short attention span ini. Saat seseorang mengalami stres atau cemas berlebihan, pikirannya akan dipenuhi oleh kekhawatiran. Hal ini membuat otak sulit fokus pada satu hal karena perhatian yang terbagi atau terus-menerus melayang. Karenanya, penting banget untuk kamu belajar mengendalikan emosi dan stress untuk menghindari kurangnya fokus saat mengerjakan sesuatu.
Multitasking Berlebihan
Mengerjakan tugas sambil melakukan hal lain, bekerja sambil belajar, dan lain sebagainya juga bisa turut andil dalam memperburuk konsentrasi kamu, lho! Melakukan banyak hal sekaligus (multitasking) sebenarnya dapat melemahkan kemampuan otak untuk fokus. Kebiasaan berpindah tugas dengan cepat bisa menyebabkan otak tidak terbiasa menyelesaikan satu hal secara menyeluruh dan cenderung memperpendek waktu fokus kamu.
Bagaimana Ya, Cara Memperbaiki Attention Span Kita?
Mengembalikan waktu fokus kamu bukan hal yang mustahil kok, guys! Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, di antaranya;
Batasi Waktu Layar dan Paparan Gadget
Paparan berlebihan terhadap layar (HP, tablet, TV) membuat otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan terus berubah, yang menurunkan kemampuan fokus. Hal ini ebrlaku untuk semuaorang, terutama anak-anak. Kamu bisa mencoba membatasi waktu layar sesuai usia (misalnya maksimal 1 jam per hari untuk anak usia 2–5 tahun) dan memastikan kamu memiliki waktu untuk bergerak secara aktif di dunia nyata tanpa paparan gadget.
Berikan Aktivitas yang Menarik dan Bervariasi
Biasanya, seseorang akan lebih mudah fokus jika mereka merasa tertarik dengan aktivitasnya. Buat anak-anak, kamu dapat mencoba memberikan tugas atau permainan edukatif yang menyenangkan, seperti teka-teki, permainan peran, membangun balok, atau menggambar. Variasi kegiatan membantu anak belajar dengan cara yang tidak membosankan.
Latih Fokus Secara Bertahap
Jangan langsung menuntut diri sendiri duduk dan fokus lama. Kamu bisa mulai dengan durasi pendek (misalnya 5–10 menit), lalu tingkatkan sedikit demi sedikit seiring waktu. Gunakan timer atau teknik seperti Pomodoro untuk membantu otak kamu mengembalikan fokus pada satu hal (misalnya 25 menit belajar, 5 menit istirahat).
Ciptakan Lingkungan Belajar yang Tenang dan Minim Gangguan
Pastikan kamu belajar di tempat yang rapi, tenang, dan bebas dari gangguan seperti televisi atau ponsel yang menyala. Lingkungan yang kondusif akan membantu kamu lebih mudah mempertahankan perhatian pada kegiatan utama yang sedang dilakukan.
Beri Jeda dan Istirahat Secara Teratur
Otak manusia tidak dirancang untuk dapat berfungsi dan fokus dalam waktu lama tanpa istirahat. Setelah beberapa menit fokus (misalnya 15–20 menit), kamu bisa mencoba beri waktu istirahat singkat untuk bergerak, minum air, atau bermain sebentar. Hal ini berfungsi untuk membantu otak kamu agar kembali segar dan siap melanjutkan aktivitas.
Terapkan Rutinitas Harian yang Konsisten
Rutinitas membantu otak kamu merasa aman dan tahu apa yang diharapkan. Dengan waktu tidur, belajar, bermain, dan makan yang teratur, kamu akan cenderung lebih stabil secara emosional dan mampu mengembangkan kontrol diri, termasuk fokus. Kamu juga bisa sekaligus melatih otak untuk secara rutin melakukan sesuatu.