Salah satu hal yang jadi tantangan besar ketika kamu mempelajari sesuatu yang baru itu, nggak lain dan nggak bukan, adalah mempertahankan konsentrasi. Dari banyaknya metode belajar untuk menjaga tingkat konsentrasi, teknik pomodoro jadi salah satu trik jitu yang sudah digunakan banyak orang ketika belajar.
Teknik yang diciptakan pada akhir tahun 1980-an oleh Fransceso Cirillo ini sudah banyak digunakan dan meraih banyak respon positif dari penggunanya. Kamu sendiri, sudah pernah dengar belum?
Kalau belum, dalam artikel ini kamu akan mengetahui lebih lanjut mengenai teknik pomodoro, mulai dari asal usul, manfaat, cara kerja, hingga tips dan trik agar kamu mendapat hasil maksimal dari penggunaan teknik ini. Nggak perlu basa-basi, yuk pelajari!
- Gimana Ceritanya Teknik Pomodoro Ini Terbentuk, Ya?
- Manfaatnya Apa Saja, Sih?
- Kata Pakar Soal Teknik Pomodoro…
- Lalu, Bagaimana Melakukan Tekniknya?
Gimana Ceritanya Teknik Pomodoro Ini Terbentuk, Ya?
Kehadiran teknik belajar ini awalnya berasal dari kekhawatiran seorang mahasiswa Italia bernama Francesco Cirillo sedang mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar dan tetap fokus.
Ceritanya begini, guys. Saat menjadi mahasiswa di universitas, Francesco merasa sering terganggu dan menunda-nunda tugas kuliah. Mungkin kamu pun pernah mengalami hal serupa, ketika belajar, mencoba fokus rasanya sangat sulit karena pikiran kamu akan melakukannya dalam waktu lama seringkali jadi alasan rasa malas belajar. Nah, untuk mengatasi masalah itu, Francesco memutuskan untuk bereksperimen dengan cara mengelola waktunya secara lebih disiplin.
Gimana caranya? Jadi, dia memutuskan untuk menggunakan barang-barang yang ada di sekitarnya, teman-teman! Saat itu, Francesco menggunakan timer dapur yang berbentuk tomat untuk membantunya belajar. Dari sinilah teknik pomodoro mendapatkan namanya, karena dalam bahasa Italia, pomodoro artinya tomat.
Setiap belajar, Francesco memastikan bahwa dirinya menyalakan timer tersebut, dan berhenti sejenak kalau timernya sudah berdering. Ternyata, hal ini sangat membantunya untuk fokus! Karenanya, di tahun 1990-an, Cirillo mulai mengembangkan sistem ini menjadi metode manajemen waktu yang lebih formal. Usahanya ini membuahkan sebuah buku, “The Pomodoro Technique”, yang diterbitkan pada 1990-an.

Manfaatnya Apa Saja, Sih?
Salah satu alasan mengapa teknik Pomodoro bisa menjadi populer adalah karena teknik ini dinilai sangat sederhana, efektif, dan fleksibel. Meskipun sederhana, teknik ini mampu menjawab masalah umum yang dihadapi banyak orang, seperti kurangnya fokus, prokrastinasi (menunda-nunda), dan kelelahan mental saat belajar atau bekerja.
Lantas, adakah manfaat dan keunggulan teknik pomodoro? Yuk, lihat daftarnya di bawah!
Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
Kamu tahu nggak sih, kalau belajar dalam interval 25 menit membuat otak lebih mudah untuk fokus penuh tanpa terdistraksi? Soalnya, batas waktu yang tela ditentukan cenderung bikin kamu lebih serius dan mempelajari banyak hal dalam waktu yang sudah ditentukan. Cara belajar seperti ini juga memperkecil kemungkinan kamu menunda-nunda pekerjaan. Keren, kan?
Mencegah Kelelahan Mental (Mental Fatigue)
Teknik pomodoro menekankan adanya waktu istirahat di antara waktu belajar kamu. Hal ini berguna banget untuk mencegah kelelahan saat belajar, lho! Memberi jeda istirahat rutin setelah sesi belajar akan mencegah otak lelah seperti saat belajar berjam-jam tanpa henti. Misalnya, ketika kamu belajar 4 jam nonstop, kamu akan lebih cepat lelah. Sedangkan, ketika kamu belajar selama 4 sesi menggunakan teknik pomodoro (4×25 menit), kamu akan mendapatkan waktu belajar dan jeda yang cukup.
Mengembangkan Manajemen Waktu
Karena teknik pomodoro memiliki beberapa set waktu yang tetap, amu juga dapat berlatih mengatur manajemen waktu belajar kamu, guys. Dengan demikian, nggak hanya belajar berkonsentrasi, kamu juga bisa belajar disiplin soal waktu belajar. Contohnya, kamu bisa memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu menggunakan satuan sesi pomodoro; “Bab 1 butuh 2 Pomodoro, latihan soal butuh 1 Pomodoro.”
Kata Pakar Soal Teknik Pomodoro…
Penggunaan teknik ini nggak hanya mendapatkan banyak reaksi positif dari pengguna, tetapi juga beberapa pakar dalam bidangnya, lho. Contohnya adalah Dr. Gloria Mark, seorang peneliti di bidang produktivitas dan multitasking, University of California. Beliau menyatakan bahwa otak manusia cenderung kehilangan fokus setelah 20–30 menit, sehingga teknik Pomodoro yang bekerja dalam interval 25 menit sangat sesuai dengan ritme otak alami.
Selain itu, Barbara Oakley yang merupakan pakar pembelajaran, penulis A Mind for Numbers mengatakan bahwa belajar dalam sesi pendek seperti teknik Pomodoro dapat membantu otak mencerna informasi dalam potongan kecil (chunking), yang lebih efektif untuk pembelajaran jangka panjang.
Lalu, Bagaimana Melakukan Tekniknya?
Asal usul sudah, manfaat dan review para ahli juga sudah. Tapi, kamu sudah tau belum cara menggunakan teknik pomodoro agar efektif digunakan di waktu belajarmu?
- Pilih tugas yang ingin dikerjakan
Contoh: Belajar matematika, menghafal kosa kata, menyusun laporan, atau membaca buku. - Setel timer selama 25 menit
Ini disebut 1 Pomodoro. Selama waktu ini, kamu harus fokus 100% hanya pada satu tugas. Jangan terganggu oleh HP, media sosial, atau tugas lain. - Kerjakan tugas sampai timer berbunyi
Kalau kamu terdistraksi, catat gangguan itu dan segera kembali ke tugas. Tujuannya adalah menjaga fokus selama 25 menit penuh. - Setelah 25 menit, istirahat 5 menit
Gunakan waktu ini untuk berdiri, minum, gerak ringan, atau menarik napas — jangan lanjut belajar dulu. - Ulangi langkah 2–4 hingga 4 Pomodoro
Setelah kamu menyelesaikan 4 Pomodoro (4 × 25 menit), ambil istirahat panjang 15–30 menit untuk mengisi energi.
Tips agar Teknik Pomodoro Efektif
- Catat setiap Pomodoro yang sudah kamu selesaikan (bisa pakai checklist atau aplikasi).
- Matikan notifikasi HP atau aktifkan mode fokus/silent.
- Jika ada gangguan, catat di samping dan tangani nanti (gunakan teknik “inform, negotiate, schedule, call back” dari metode asli Pomodoro).
- Sesuaikan panjang waktu jika perlu (misalnya 50 menit kerja + 10 menit istirahat), tapi tetap beri jeda.
- Gunakan istirahat untuk aktivitas ringan: minum, gerak badan, stretching, bukan buka medsos lama-lama.